Penerjunan, Koordinasi perangkat desa, Survei Masyarakat dan Peternak Sapi
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember di Desa Banyuwulu, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso resmi dimulai pada tanggal 15 Juli 2025. Program ini merupakan wujud nyata dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dengan tujuan memberdayakan potensi desa serta mengatasi permasalahan yang ada secara langsung di lapangan.
Dalam satu minggu pertama, berbagai kegiatan telah dilakukan sebagai langkah awal untuk menjalin komunikasi dengan warga, mengenali kondisi sosial dan lingkungan desa, serta merancang program-program kerja yang tepat sasaran. Setiap aktivitas dirancang berdasarkan hasil observasi dan koordinasi dengan pihak desa, agar pelaksanaan program dapat berjalan efektif dan memberi dampak positif bagi masyarakat. Berikut ini adalah rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan dari hari pertama hingga hari ketujuh:
Banyuwulu, 15 Juli 2025 – Universitas Jember (UNEJ) kembali melaksanakan program KKN Membangun Desa sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Tahun ini, salah satu tim KKN diterjunkan di Desa Banyuwulu, Kecamatan Wringin, Bondowoso, dengan penerjunan simbolis yang dilaksanakan secara daring dan luring.
Sebanyak 11 mahasiswa lintas jurusan akan mengabdi selama 35 hari, fokus pada pengembangan potensi desa, pemberdayaan masyarakat, serta edukasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa melakukan koordinasi aktif dengan perangkat Desa Banyuwulu sebagai memastikan program kerja yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.
Melalui program ini, mahasiswa menyusun berbagai kegiatan seperti penguatan UMKM, inovasi produk, dan pengelolaan limbah. Dengan semangat kolaboratif, diharapkan kehadiran mahasiswa mampu memberi dampak positif dan mendorong pembangunan berkelanjutan di desa.
Banyuwulu, 16 Juli 2025 - tim KKN Universitas Jember di Desa Banyuwulu memulai kegiatan survei lapangan dengan menyasar beberapa rumah warga yang memiliki usaha ternak sapi. Survei ini bertujuan untuk menggali informasi secara langsung mengenai bagaimana limbah kotoran sapi dikelola di tingkat rumah tangga. Hasil dari observasi awal menunjukkan bahwa sebagian besar warga masih membiarkan limbah kotoran sapi menumpuk di belakang rumah atau kandang tanpa pengolahan lebih lanjut. Minimnya fasilitas dan pengetahuan terkait pengolahan limbah menjadi alasan utama kondisi ini terus berlangsung.

Banyuwulu, 17 Juli 2025 - Langkah selanjutnya mahasiswa melakukan kunjungan ke bidan desa untuk mendiskusikan dampak lingkungan dan kesehatan yang mungkin ditimbulkan dari limbah ternak yang tidak dikelola dengan baik. Dari hasil diskusi, diketahui bahwa lingkungan yang tidak higienis akibat penumpukan kotoran hewan dapat meningkatkan risiko penyakit kulit, gangguan pernapasan, hingga penyakit menular yang berasal dari bakteri atau parasit. Hal ini tentu menjadi perhatian serius, khususnya bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap infeksi.

Banyuwulu, 19 Juli 2025 - kegiatan dilanjutkan dengan melakukan survei langsung ke Dusun Alaska Tengah, yang merupakan salah satu wilayah dengan populasi peternak sapi cukup tinggi di Desa Banyuwulu. Survei dilakukan bersama Bapak Taufiq, warga dusun tersebut yang juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, serta didampingi oleh perwakilan dari BUMDes. Mereka membantu memperkenalkan mahasiswa kepada para peternak dan memberikan gambaran kondisi di lapangan.
Dalam percakapan bersama, Bapak Taufiq menyampaikan bahwa, "Kalau di sini, untuk kotoran sapi hanya ditumpuk saja dan dibiarkan. Kadang juga ada peternak yang membawa langsung ke ladangnya, namun tidak diolah." Pernyataan tersebut mencerminkan kenyataan bahwa meskipun limbah kotoran sapi melimpah dan berpotensi besar untuk dimanfaatkan, masyarakat belum banyak yang mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai, seperti pupuk organik atau kompos. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa edukasi mengenai pengelolaan limbah perlu menjadi bagian utama dari program kerja KKN di desa ini.
Melalui rangkaian kegiatan tersebut, tim KKN berharap dapat merancang solusi yang aplikatif dan mudah diterapkan oleh masyarakat, sekaligus mendorong peningkatan kesadaran warga terhadap pentingnya pengelolaan limbah ternak demi menjaga kesehatan lingkungan dan membuka peluang ekonomi baru.